Agak Laen: Rombongan 25 Kampus Se-Indonesia datang Ke Gereja Santo Servatius

`

Oleh: Eko Praptanto

AGAK LAEN ROMBONGAN INI!

Ini rombongan Agak Laen. Sepanjang acara, kami dengar mereka berpesta dialek, tentu dialek mereka yang beragam.

Jamaklah! Mereka dari

  1. Universitas Negeri Padang,
  2. Universitas Muhamadiyah Kupang,
  3. Universitas Lampung,
  4. Universitas Negeri Medan,
  5. Universtias Tanjung Pura,
  6. Universtias Teuku Umar Aceh,
  7. Universtias Sumatera Utara,
  8. UKI Toraja,
  9. Universitas Katolik St Tomas,
  10. Universitas Nusa Nipa,
  11. Universitas Halu Oleo,
  12. Universitas Lambung Mangkurat, dan beberapa yg lain.

Kegiatan ini dalam rangka modul nusantara program Kampus Merdeka Kemendikbudristek. Para Mahasiswa mengunjungi Gereja Santo Servatius, GKP Kampung Sawah, Masjid Yasfi, dan Pondok Pesantren Aksara Pinggir.

Mereka kami ajak MENGALAMI Kampung Sawah (20/3). Kami ajak berpantun, nyanyi, dan mendengarkan para tokoh.

Tanya mereka keren. Di Gereja Servas mereka tanya soal proses munculnya etnis Betawi di Batavia.

Ada pula yg cerita tentang situasi Singkawang, kota toleran nomor 1 indonesia, yang ternyata sgt beragam. Di GKP minta pendapat soal Gen Z. Di Abah Kiai Rahmadin mereka buat kening kiai kondang kampung sawah itu berkenyit.

Dan di Ponpes Aksara Pinggir, dalam hingar bingar refleksi, Er, mahasiswa Tanjung Pura yang muslim tapi hafal lagu2 liturgi semacam Bapa Kami Putut dan Agnus Dei, menyampaikan catatan dengan suara merdu.

Tak kalah LAEN, JT asal Medan, dg malu2 bertanya soal pacaran beda agama. Dia mengaku itu pertanyaan titipan. Dalam hati aku mengguman,”Ei, JT, memang agak laen kau ini, jauh2 ke mari, tanya soal pacar beda agama!”

Tapi tanya JT itu bikin rame teman2nya. Rupanya ini titipan banyak teman2nyalah! Kejadian pula rupanya di antara mereka!

Bersandar pada pengalaman empiris, cari aman dengan membedakan jatuh cinta dan mencintai, saya berpeluh mengomentari. Bertumpu pada ajaran Islam, Mas Kiai Heri berbagi.

Pukul 21.00 kami selesai. Kuminta maaf pada pendamping, dosen Atmajaya, karena waktunya molor panjang. Mereka bilang, tak apa lah. para peserta bahagia!

Tengah malam ada japrian, “Sampaikan pada Pak Eko. Bukan waktunya yang molor panjang , tapi kesempatan kita yang terlalu sempit.“ pesan salah satu ketua kelas.

“Betuulll pak, pada gagal move on katanya pengen ke sana lagi!” tukas dosen pendamping.

Ah, AGAK LAEN MEREKA.

Dokumentasi video kunjungi tiktok @gerejaservas:https://www.tiktok.com/@gerejaservas/video/7355694986458909958

Dokumentasi foto selengkapnya kunjungi instagram @gerejaservatius: 

 

© 2021 Gereja St Servatius. All Rights Reserved